Liputan6.com, Palangkaraya - Di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, kebakaran hutan dan lahan yang masih terus berlangsung menyebabkan aktivitas warga terganggu.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Selasa (20/10/2015), sudah 1 bulan lebih sekolah terpaksa diliburkan. Aktivitas penerbangan pun lumpuh dan pasien penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) terus bertambah.
Kabut asap pekat hanya menyisakan jarak pandang tidak lebih dari 30 meter dengan warna kekuning-kuningan. Para pengguna jalan harus ekstra hati-hati dan kendaraan diwajibkan menyalakan lampu serta menggunakan masker.
Di Pekanbaru, Riau, hari ini seluruh sekolah kembali diliburkan. Dampak kabut asap tidak hanya mengganggu pendidikan namun juga aktivitas ekonomi warga. Tercatat, selama kabut asap pemerintah sudah meliburkan sekolah sebanyak 35 hari atau melebihi libur panjang akhir tahun ajaran.
Pihak sekolah khawatir dengan pencapaian target kurikulum mata pelajaran. Guna mengejar ketertinggalan mata pelajaran, pihak guru tetap datang ke sekolah menyiapkan materi pelajaran supaya anak-anak belajar di rumah. Pencemaran udara di Riau kembali pada level berbahaya.
Warga Riau mendirikan posko melawan bencana asap. Sejumlah elemen berkumpul di posko ini untuk mencari solusi bagaimana menangani bencana asap.
Dampak kabut asap juga mengganggu roda perekonomian warga. Sejumlah tempat usaha tutup lebih awal karena pekatnya kabut asap. (Vra/Ado)
http://tv.liputan6.com/read/2345227/kabut-asap-di-palangkaraya-dan-riau-kembali-pekat